ASET KELUARGA SOLUSI PASSIVE INCOME SAAT PENSIUN
Asset merupakan semua sumber ekonomi atau kekayaan yang dimiliki oleh pribadi maupun sekelompokkan orang yang diharapkan dapat memberikan manfaat usaha dimasa depan. Seperti Sutrisno seorang mantan pegawai BUMN yang menjadikan asset keluarga sebagai passive income untuknya. Mengetahui bahwa pegawai BUMN tak memiliki dana pensiun,maka dalam menyikapi hal tersebut Sutrisno mencari solusi agar tetap mendapatkan pendapatan walau sudah tak bekerja lagi.
Dengan adanya lahan yang dimiliki barulah ia memulai belajar memanfaatkan cara mengelola perkebunan. Berawal dari menyicil membeli tanah, membeli alat, dll. Asset ini diperlukannya usaha usaha seperti bercocok tanam, memancing, dll. Tujuannya agar dapat ia pakai saat berkebun, bertani, dan berternak. Untuk hasil yang dapat dinikmati.
Berbagai macam tumbuhan yang ia tanam untuk usahanya itu seperti jeruk, belimbing wuluh daun bawang, daun mint, singkong, dan sayur sayuran seperti tomat, dan masih banyak lagi. Uniknya tomat yang tumbuh dilahan perkebunannya itu tertanam langsung oleh biji bijian yang dibawa oleh burung.
“Untuk memaksimalkan itu harus ada usaha, menyediakan hama dan kotoran sapi untuk padi sebagai pupuk, dan memberikan makan organik untuk ternak, seperti ternak ikan yang tidak diberikan pelet melainkan diberikan dari sisa sisa makanan” tegas Sutrisno.
Lika-liku yang dialami Sutrisno dalam menjalankan bisnis ini adalah ketika semua sudah tersedia, namun ia dihadapkan dengan bandar pasar yang hanya membeli saat panen raya karna harga yang jatuh. Ia berfikir untuk apa berbisnis kalau hanya mendapatkan capeknya saja. Untungnya ada pasar online yang menyelamatkan usahanya, dengan demikian Sutrisno dapat menjual secara langsung kepada konsumen, ia menjual beras merah, beras putih, dan hibrida (beras pulen yang harum).
Dalam perkebunan yang belum maksimal karna kurang memadainya jalan untuk transportasi menuju perkebunan, sehingga traktor yang sudah ada tidak dapat masuk menjadikan pengolahan tanah dan pengangkutan dikerjakan secara manual.
Disamping itu Sutrisno berpendapat dengan kondisi tua nanti di pedesaan, dalam menggerakkan lahan ini, harus tersedianya sarana yang memadai. Tak hanya itu sutrisno juga memiliki tanaman hidroponik yang dikembangkannya, dengan bermodalkan pengalaman, ilmu yang ia punya pun tak akan ia pendam sendiri tetapi ia bagikan kepada pemuda pemudi yang ingin mempelajari langsung dunia perkebunan, untuk menjadi manfaat, syukur-syukur bisa menjadi passive income.
Majunya zaman era saat ini menjadikan adanya pertanian millennial yang dapat dimanfaatkan oleh pemuda sebagai alternatif bisnis. Perkembangan teknologipun menjadi sasaran utama sebagai media penunjang pertanian untuk menjadi lebih mudah dan praktis. Harapan Sutrisno kepada para pemuda pemudi dapat menjadi petani berdasi / petani modern yang mengembangkan dunia pertanian, untuk memajukan bangsa Indonesia agar tidak tertinggal dengan perkembangan Negara lain.